Analisis Skeptisisme Auditor di Padang, Sumatera Barat

Charoline Cheisviyanny, Sany Dwita, Herlina Helmy

Abstract


This research aims to examine the influence of gender, experience, independence, and competence on auditors’ scepticism. The data for this research was collected using a survey questionnaire to 38 auditors in Padang. The total sampling technique was used due to the limited numbers of auditors in Padang. This research also used 140 accounting students as the proxy of incompetent auditors using a purposive sampling technique. The results of the study show that: (1) male auditors are more sceptical than female auditors; (2) there is no difference between experienced and inexperienced auditors on scepticism; (3) independence has a positive influence on auditor’s skepticism; and (4) there is a significant difference between competent and incompetent auditors on scepticism. The findings implied that auditors have to maintain their independencies and competencies to ensure their professional scepticism during the audit. It is suggested for further studies to extend this research by exploring other variables and respondents.

Riset ini bertujuan untuk menguji pengaruh gender, pengalaman, independensi, dan kompetensi terhadap skeptisisme auditor. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner ke 38 auditor di Kota Padang. Kami menggunakan total sampling technique karena terbatasnya jumlah auditor yang ada. Untuk menguji perbedaan skeptisisme antara auditor berkompeten dan belum berkompeten, kami menggunakan mahasiswa akuntansi sebagai representasi dari auditor yang belum berkompeten. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) auditor laki-laki lebih skeptis daripada auditor perempuan, (2) tidak ada perbedaan skeptisisme antara auditor yang berpengalaman dan tidak berpengalaman, (3) independensi berpengaruh positif terhadap skeptisisme auditor, dan (4) tidak ada perbedaan skeptisisme antara auditor yang berkompeten dan belum berkompeten. Hasil ini memberikan dampak terhadap kantor akuntan publik, organisasi akuntan publik, dan perguruan tinggi. Hasil ini juga mengimplikasikan bahwa auditor harus menjaga independensi dan kompetensi untuk menjaga skeptisisme profesional mereka selama proses audit berlangsung. Kami menyarankan untuk memperluas riset dengan menambah variabel dan responden yang lain.


Keywords


gender;pengalaman;independens;kompetensi;skeptisisme

Full Text:

PDF

References


Anisma, Y., & Abidin, C.Z. (2011). Faktor yang mempengaruhi sikap skeptisme profesional seorang auditor pada kantor akuntan publik di Sumatera. Pekbis Jurnal, 3(2), 490-497.

Ansah, S.O., Moyes, G.D., Oyelere, P.B., & Hay, D. (2002). An empirical analysis of the likelihood of detecting fraud in New Zealand.managerial Auditing Journal, 17(4), 192-204.

Arens, A.A., Randal J. Elder, dan Mark S.B. (2015). Auditing dan jasa assurance pendekatan terintegrasi. (Edisi 15 buku l). Jakarta: Erlangga.

Asih, D.A.T. (2006) Pengaruh pengalaman terhadap peningkatan keahlian auditor dalam bidang auditing (Skripsi). Universitas Islam Yogyakarta.

Berninghausen, J., & Kerstan, B. (1992). Forging new paths : feminist social. methodology and rural woment in Java. London & New Jersey: Sed. Book Ltd.

Christiawan, Y. J. (2002). Kompetensi dan independensi akuntan publik: refleksi hasil penelitian empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 4(2). 79-92.

Church, B.K. dan Zhang, P. (2011). Nonaudit services and independence in appearance: Decision context matters. Behavioral Research in Accounting, 23(2), 51-67.

Darmawan, J.A. (2015). Pengaruh pengalaman, keahlian, situasi audit, etika dan gender terhadap skeptisme profesional auditor (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Surakarta.

Gusnardi.(2003). Analisis perbandingan faktor-faktor yang mempengaruhi judgment penetapan risiko audit oleh auditor yang berpengalaman dan auditor yang belum berpengalaman (Tesis).Universitas Padjadjaran, Bandung.

Gusti, M., & Syahril, A. (2008). Hubungan skeptisisme profesional auditor dan situasi audit, etika, pengalaman serta keahlian audit dengan ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik. Paper dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi XI, Padang.

Fitrianingsih. (2011). Pengaruh gender, tekanan ketaatan, kompleksitas tugas terhadap audit judgment. Paper dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.

Halim, A. 2008. Auditing (Edisi 4 Jilid 1). Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN: Yogyakarta.

Handayani, K.A.T., & Merkusiwati, L.A. (2015). Pengaruh independensi auditor dan kompetensi auditor pada skeptisisme profesional auditor dan implikasinya terhadap kualitas audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 10(1), 229-243.

Hurtt, R. K. (2010). Development of a scale to measure professional skepticism. Auditing: A Journal of Practice & Theory, 29(1), 149-171.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2008). Kode Etik Profesi Akuntan Publik. IFAC. Jakarta.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar professional akuntan public. Jakarta: Salemba Empat.

Kee, H.W. dan Knox, R.E. (1970). Conceptual and methodological consideration in the study of trust and suspicion. The Journal of Conflict Resolution, 14 (3), 357-366.

Kushasyandita, R.R.S. (2012). Pengaruh pengalaman, keahlian, situasi audit, etika dan gender terhadap ketepatan pemberian opini auditor melalui skeptisisme profesional auditor (Skripsi). Universitas Diponegoro, Semarang.

Larimbi, D., Subroto, B., & Rosidi, R. (2013). Pengaruh faktor-faktor personal terhadap skeptisisme profesional auditor. EKUITAS (Jurnal Ekonomi dan Keuangan), 17(1), 89-107.

Lasmahadi, A. (2002). Sistem manajemen SDM berbasiskan kompetensi. Diakses dari http://www.e-psikologi.com/artikel/organisasi-industri/sistem-manajemen-sdm-berbasiskan-kompetensi.

Lubis S. (2015). Pengaruh pengalaman auditor, kompetensi, risiko audit, etika, tekanan ketaatan, dan gender terhadap ketepatan pemberian opini auditor dengan skeptisme profesional auditor sebagai variabel intervening. JOM Fekon, 2(1).

Marzuki. (2002). Metodologi riset. Yogyakarta: BPFE UII.

Montenegro, T.M. dan Brás, F.A. (2015). Audit quality: Does gender composition of audit firms matter?. Diakses dari http://ssrn.com/abstract=258493.

Mulyadi. (2002). Auditing (Edisi 6 buku 2). Jakarta: Salemba Empat.

Nasution, H. (2012). Pengaruh beban kerja, pengalaman audit dan tipe kepribadian terhadap skeptisme profesional dan kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan. (Disertasi). Universitas Indonesia, Jakarta.

Nizarudin, A. (2013). Pengaruh etika, pengalaman audit dan independensi terhadap skeptisisme profesional auditor badan pemeriksa keuangan republic indonesia perwakilan provinsi kepulauan bangka Belitung (Skripsi). Universitas Bangka Belitung, Bangka.

Noviyanti, S. 2008. Skeptisme profesional auditor dalam mendeteksi kecurangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 5(1), 102-125.

Nugrahaningsih, P. (2005). Analisis perbedaaan perilaku etis auditor di kap dalam etika profesi. Paper dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.

Oktaviani, N. F. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap skeptisisme profesional auditor di KAP Kota Semarang (Skripsi). Universitas Diponegoro, Semarang.

Pratiwi, R. (2013). Pengaruh skeptisisme, independensi, situasi audit dan pengalaman auditor terhadap ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan publik (Studi kasus pada kantor akuntan publik di Surakarta dan Semarang) (Disertasi). Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Quadackers, L., Groot, T., & Wright, A. (2009). Auditors' skeptical characteristics and their relationship to skeptical judgments and decisions. Diakses dari: https://ssrn.com/abstract=1478105

Rasibo, N. (2015). Pengaruh kompetensi, profesionalisme, dan pengalaman terhadap professional judgment auditor dalam pengevaluasi bukti audit (Skripsi). Universitas Hasanuddin, Makassar.

Richard, M. O., Chebat,J. C.,Yang, Z. dan Laroche, M. (2007). Selective versus comprehensive processors: Gender Differences in web consumer behavior. Advances in Consumer Research, 34.

Robbins, S.P. & Judge, T.A. (2008). Perilaku organisasi. Salemba Empat. Jakarta.

Sabrina. (2012). Pengaruh pengalaman, keahlian, situasi audit, etika dan gender terhadap ketepatan pemberian opini auditor melalui skeptisisme profesional auditor. Paper dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin.

Seputra, Y.E.A. (2013). Audit berbantuan kontemporer. Gava Media: Yogyakarta

Setyowati, N. (2012). Analisis faktor-faktor yang memengaruhi skeptisme profesional auditor. (Skripsi). Universitas Airlangga, Surabaya.

Silalahi, S.P. (2013). Pengaruh etika, kompetensi, pengalaman audit dan situasi audit terhadap skeptisisme profesional auditor. Jurnal Ekonomi, 21(3), 1-21.

Suraida, I. (2005).Pengaruh etika, kompetensi, pengalaman audit dan risiko audit terhadap skeptisisme profesional auditor dan ketepatan pemberian opini akuntan publik. Sosiohumaniora, 7(3). 186-202.

Taringan, M.U., & Bangun, P. (2013). Pengaruh Kompetensi, Etika, dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit. Akuntansi Krida Wacana, 13(1). 803.832.

Patel, C., & Millanta, B.R. (2011). “Holier-than-thou” perception bias among professional accountants: A cross-cultural study. Advances in Accounting, 27(2), 373-381.

Zulaikha. (2006). Pengaruh interaksi gender, kompleksitas tugas dan pengalaman auditor terhadap audit judgment. Paper dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.




DOI: http://dx.doi.org/10.20961/jab.v18i1.252

Jurnal Akuntansi dan Bisnis (JAB)
ISSN 1412-0852 (print), 2580-5444 (online)
Published by Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Universitas Sebelas Maret, Indonesia


Creative Commons License
JAB on http://jab.fe.uns.ac.id/index.php/jab is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

Visitor Statistic